Banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengangkat kembali kearifan budaya lokal, salah satunya melalui festival makanan tradisional. Namun, festival makanan yang satu ini bukan festival biasa, karena menggunakan ulat sagu atau orang setempat menyebutnya uwato sebagai bahan dasarnya.
Beragam makanan hasil kreasi berbahan dasar uwato disajikan dalam festival ini, diantaranya sate uwato, sambal goreng uwato, kripik uwato, hingga jus alpukat serta jus melon yang dicampur uwato.
Selain untuk meningkatkan kreativitas peserta, festival yang diselenggarakan oleh badan penelitian dan pengembangan kesehatan atau litbangkes yang bekerjasama dengan politeknik kesehatan kendari jurusan gizi, bertujuan untuk mengangkat budaya kearifan lokal yakni makanan tradisional uwato yang telah lama ditinggalkan.
Dahulu, uwato sering dikonsumsi oleh penduduk pribumi yakni masyarakat suku tolaki. Namun, uwato juga mengandung kolesterol yang tinggi, tetapi untuk anak dan balita yang membutuhkan asupan protein dan zat gizi tinggi, sangat disarankan untuk mengkonsumsi uwato.
Salah seorang juri, Suryani Imran, yang juga ketua tim pembina PKK Kabupaten Konawe Selatan, memberikan apresiasi kepada peserta terutama dalam melestarikan budaya lokal berbahan uwato. nantinya uwato diharapkan dapat menjadi salah satu ikon budaya kabupaten konawe selatan.
Berdasarkan hasil penelitian, uwato mengandung zat gizi yakni protein dan asam amino yang berguna bagi kesehatan khusus untuk membantu sistem kekebalan tubuh / terutama untuk anak-anak dan balita diatas usia 2 tahun yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Hasil dari festival lomba kreasi masakan uwato, akan dijadikan referensi pemerintah daerah kabupaten konawe selatan sebagai program kerja dalam pelestarian budaya local.
Reporter: Rian Adriansyah
Editor: Taya